NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI) TRIWULAN I 2019
1. Neraca Pembayaran
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) dicerminkan dari Transaksi Berjalan (TB) dan Transaksi Modal dan Finansial (TMF). Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa NPI pada Triwulan I 2019 mengalami peningkatan menjadi 2,4 miliar USD dibandingkan NPI pada Triwulan I 2018 yang defisit sebesar 3,8 miliar USD. Peningkatan ini didukung oleh meningkatnya TMF dari 2,3 miliar pada Triwulan IV 2018 menjadi 10 miliar USD atau sebesar 77% pada Triwulan I 2019. Meskipun TB masih mengalami defisit pada Triwulan I 2019 sebesar 6,9 miliar USD, namun surplus pada TMF masih mampu menutupi defisit pada TB sehingga NPI dapat mencapai surplus. Selain itu, posisi cadangan devisa Indonesia pada Triwulan I 2019 mengalami peningkatan sebesar 124 miliar USD atau meningkat sebesar 3% dari Triwulan IV 2018, nilai cadangan devisa ini setara dengan pembiayaan impor dan utang luar negeri pemerintah selama 6,8 bulan.
Tabel 1 Neraca Pembayaran Indonesia (Juta USD)
2. Transaksi Berjalan (TB)
Kondisi transaksi berjalan (TB) pada Triwulan I 2019 masih mengalami defisit, namun besarnya defisit ini masih jauh lebih rendah dibandingkan pada Triwulan IV 2019. Berdasarkan Tabel 2 besarnya TB pada Triwulan I 2019 adalah 6,9 miliar USD lebih rendah dibandingkan dengan Triwulan IV 2018 sebesar 9,2 miliar USD.
Tabel 2 Transaksi Berjalan
(Juta USD)
Penurunan jumlah defisit ini didukung oleh meningkatnya neraca perdagangan barang (Tabel 3) dimana pada Triwulan IV 2018 defisit sebesar 2,5 miliar USD menjadi surplus pada Triwulan I 2019 menjadi 1 miliar USD. Peningkatan neraca perdagangan ini disebabkan oleh besarnya penurunan impor dibandingkan dengan penurunan ekspor.
Tabel 3 Neraca perdagangan
barang (Juta USD)
Besarnya penurunan impor merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah dengan upaya mengendalikan jumlah impor dalam menghadapi perekonomian global yang juga melambat akibat adanya perang dagang AS-China. Akibat lemahnya perekonomian dunia kemudian meyebabkan permintaan global menurun dan berpengaruh terhadap penurunan surplus ekspor nonmigas (Tabel 3) dimana pada Triwulan I 2019 penurunannya adalah sebesar 3,5 miliar USD dan penurunan surplus ekspor migas 1,1 miliar USD. Defisit impor nonmigas menurun sebesar 5,9 miliar USD, penurunan ini berdasarkan laporan NPI dari BI disebabkan oleh menurunnya pertumbuhan impor barang konsumsi (kosmetik, barang plastik buatan, buah-buahan dan sepatu), menurunnya bahan baku (perlengkapan kendaraan bernotor, pesawat telekomunikasi dan alat pemutus listrik) dan menurunnya pertumbuhan impor barang modal. Sedangkan penurunan defisit impor migas sebesar 2 miliar USD diakibatkan oleh adanya kebijakan pemerintah yang mengharuskan adanya pembelian minyak mentah dari domestik.
Berdasarkan Tabel 2, masih adanya defisit pada TB ini disebabkan oleh meningkatnya defisit neraca pendapatan jasa sebesar 8% yang diakibatkan oleh menurunnya surplus pada jasa perjalanan. Penerimaan jasa perjalanan menurun karena kunjungan wisatawan mancanegara menurun. Meningkatnya defisit neraca pendapatan pirmer sebesar 13% juga mendukung terhambatnya pengurangan defisit pada TB, dimana peningkatan defisit pada neraca pendapatan primer disebabkan oleh menurunnya investasi langsung dan penurunan pembayaran neto hasil investasi portofolio. Selain itu melambatnya pengurangan defisit TB juga didukung oleh menurunnya surplus dari neraca pendapatan sekunder sebesar 9% yang diakibatkan oleh penurunan penerimaan hibah pemerintah.
3. Transaksi Modal dan Finansial
Transaksi modal dan finansial pada triwulan I 2019 menurun menjadi 10 miliar USD dibandingkan Triwulan sebelumya sebesar 15 miliar USD. Penurunan ini disebabkan oleh adanya penurunan surplus investasi portofolio dan investasi lainnya. Berdasarkan Tabel 4 penurunan pada investasi portofolio diakibatkan oleh lebih besar peningkatan pada investasi portofolio penduduk Indonesia di luar negeri dari Triwulan IV 2018 defisit sebesar 1 miliar USD menjadi surplus 0,1 miliar USD dibandingkan dengan masuknya modal asing dalam bentuk investasi portofolio ke Indonesia menurun pada Triwulan IV 2018 sebesar 11 miliar USD menjadi 5 miliar USD pada Triwulan I 2019. Selain itu investasi lainnya juga menunjukkan penurunan dari 3,5 miliar USD pada Triwulan IV 2018 menjadi defisit 0,58 miliar USD akibat adanya meningkatnya defisit pada aset. Peningkatan defisit pada aset disebabkan oleh kenaikan simpanan sektor swasta pada bank luar negeri. Penurunan investasi lain juga disebabkan oleh menurunnya surplus dari kewajiban dari 4 miliar USD pada Triwulan IV 2018 menjadi 3,8 miliar USD pada Triwulan I 2019.
Sedangkan investasi langsung meningkat cukup besar yaitu dari 2 miliar USD Triwulan IV 2018 menjadi 5 miliar USD pada triwulan I 2019. Peningkatan investasi langsung ini ditunjang oleh menurunnya investasi langsung penduduk Indonesia di luar negeri yang dapat dilihat dari menurunnya nilai aset dari 1,7 miliar USD yang keluar ke luar negeri menjadi 0,8 miliar USD. Sedangkan aliran modal asing yang masuk meningkat yang dapat dilihat dari nilai kewajiban pada Triwulan I 2019 sebesar 5,9 miliar USD lebih besar dibandingkan Triwulan IV 2018 sebesar 3,7 miliar USD.
Tabel 4 Transaksi modal dan
finansial (Juta USD)
|
Komentar
Posting Komentar