NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI) TRIWULAN IV 2018


Kondisi Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV 2018 mengalami surplus sebesar 5,4 miliar dolar AS. Defisit Transaksi Berjalan (TB) pada triwulan IV 2018 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari defisit 8,6 miliar dolar AS (triwulan III 2018) menjadi defisit 9,1 miliar dolar AS (triwulan IV 2018). Akan tetapi peningkatan defisit TB tersebut terbantu oleh peningkatan surplus Transaksi Modal dan Finansial (TMF) yang meningkat jauh dibandingkan triwulan sebelumnya. Surplus Transaksi Modal (TM) meningkat dari 9,4 miliar dolar AS (triwulan III 2018) menjadi 22,9 miliar dolar AS (triwulan IV 2018). Surplus transaksi Finansial (TF) meningkat dari 3,9 miliar dolar AS (triwulan III 2018) menjadi 15,7 miliar dolar AS (triwulan IV 2018). Akibatnya NPI triwulan IV 2018 mengalami perubahan dari defisit 4,4 miliar dolar AS pada triwulan III 2018 menjadi surplus 5,4 miliar dolar AS pada triwulan IV 2018. 
Secara keseluruhan, kondisi NPI selama tahun 2018 defisit 7,1 miliar dolar AS. Jika dibandingkan dengan tahun 2017, kondisi NPI tahun 2018 ini mengalami penurunan. Sebelumnya tahun 2017 (secara keseluruhan), NPI justru mengalami surplus sebesar 11,6 miliar dolar AS. 
Posisi cadangan devisa Indonesia akhir tahun 2018 (Desember 2018) adalah 120,7 miliar dolar AS atau setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor dan Utang Luar Negeri (ULN) pemerintah. Jumlah tersebut masih terkategori cukup karena berada di atas standar kecukupan internasional, yaitu sebesar pembiayaan 3 bulan impor.
Tabel 1.1. Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) Triwulanan Tahun 2017 – 2018 (miliar dolar AS)
2017
2018
KETERANGAN
Q1
Q2
Q3
Q4
Total
Q1
Q2
Q3
Q4
Total
TB
-2,02
-4,37
-4,24
-5,57
-16,19
-5,34
-7,95
-8,63
-9,15
-31,06
TM (juta dolar AS)
0,09
4,65
19,04
22,41
46,2
57,92
3,04
9,35
22,86
93,17
TF
6,65
5,34
9,58
7,11
28,69
2,23
3,33
3,89
15,66
25,11
NPI
4,51
0,74
5,36
0,97
11,59
-3,85
-4,31
-4,39
5,42
-7,13
Cadangan Devisa
12,18
12,31
12,94
13,02
13,02
12,60
11,98
11,48
12,65
12,07

I. Transaksi Berjalan (TB)
Defisit TB triwulan IV 2018 adalah sebesar 9,1 miliar dolar AS atau 3,57 persen PDB. Besaran defisit TB secara kumulatif tahun 2018 menjadi 2,98 persen PDB. Besaran tersebut belum menyentuh keluar batas aman defisit yang sebesar 3 persen PDB. 
Jumlah defisit TB triwulan IV 2018 tersebut mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya (triwulan III 2018). Peningkatan defisit tersebut disebabkan surplus neraca perdagangan nonmigas menurun serta neraca perdagangan migas yang masih mengalami defisit. Surplus neraca perdagangan nonmigas triwulan IV 2018 sebesar 0,09 miliar dolar AS menurun tajam dibandingkan suplus neraca perdagangan nonmigas triwulan III 2018 yang mencapai 3,39 miliar dolar AS. Penurunan surplus tersebut disebabkan tingginya impor nonmigas, khususnya bahan baku dan barang modal. Selain itu neraca perdagangan migas juga masih mengalami defisit, yaitu defisit sebesar 2,84 miliar dolar AS. Akan tetapi jumlah defisit neraca perdagangan migas tersebut menurun dibandingkan defisitnya pada triwulan III 2018 yang mencapai defisit 3,55 miliar dolar AS. Ekspor dan impor migas sama-sama mengalami penurunan, tetapi penurunan impor migas lebih besar dari penurunan ekspornya. Selain itu, terjadi pula penurunan harga minyak serta volume ekspor dan impor. Hal tersebut menjadi penyebab penurunan defisit migas pada triwulan IV 2018. Selanjutnya meski mengalami defisit, neraca TB dapat ditopang oleh adanya perbaikan kinerja neraca jasa dan neraca pendapatan primer
Tabel 1.2. Data Transaksi Berjalan Indonesia (miliar dolar AS)
2017
2018
KETERANGAN
Q1
Q2
Q3
Q4
Total
Q1
Q2
Q3
Q4
Total
TB Barang
5,64
4,83
5,26
3,09
18,81
2,32
0,28
-0,45
-2,58
-0,43
TB Jasa
-1,11
-2,05
-2,09
-2,14
-7,38
-1,64
-1,82
-2,02
-1,62
-7,10
TB Pendapatan Primer
-7,68
-8,15
-8,55
-7,75
-32,13
-7,47
-8,04
-7,93
-6,99
-30,42
TB Pendapatan Sekunder
1,13
0,99
1,15
1,23
4,50
1,44
1,63
1,78
2,04
6,89

a. Neraca Perdagangan (NP) Barang
Kondisi neraca perdagangan barang triwulan IV 2018 mengalami defisit sebesar 2,6 miliar dolar AS. Defisit tersebut meningkat dari triwulan sebelumnya yang hanya mengalami defisit sebesar 0,5 miliar dolar AS. Penyebab peningkatan defisit tersebut adalah ekspor nonmigas yang menurun karena permintaan global dan harga komoditas global juga menurun. Di sisi lain impor nonmigas meningkat. 
Secara keseluruhan, neraca perdagangan barang Indonesia tahun 2018 defisit 0,4 miliar dolar AS. Kondisi tersebut jauh berkebalikan dengan tahun 2017 yang justru mengalami surplus sebesar 18,8 miliar dolar AS.
Tabel 1.3. Data nominal dan pertumbuhan Neraca Perdagangan Barang Indonesia (miliar dolar AS)

2017
2018
KETERANGAN
Q1
Q2
Q3
Q4
Total
Q1
Q2
Q3
Q4
Total
TB Barang
5,64
4,83
5,26
3,09
18,81
2,32
0,28
-0,45
-2,58
-0,43
Ekspor Total
40,76
39,17
43,39
45,56
168,88
44,37
43,74
47,71
44,93
180,75
Impor Total
-35,13
-34,33
-38,13
-42,47
-150,07
-42,05
-43,46
-48,16
-47,50
-181,18
1. Barang Dagangan Umum
5,47
4,57
5,04
2,83
17,91
2,02
0,46
-0,16
-2,74
-0,42
Ekspor
40,44
38,81
42,82
44,93
167,00
43,75
43,24
47,24
44,49
178,72
Impor
-34,97
-34,24
-37,78
-42,09
-149,09
-41,73
-42,79
-47,39
-47,24
-179,15
a. Barang Nonmigas
7,65
6,12
6,32
5,18
25,26
4,43
3,24
3,39
0,09
11,17
Ekspor
36,48
35,38
38,96
40,60
151,43
39,65
38,79
42,59
40,04
161,08
Impor
-28,83
-29,27
-32,64
-35,42
-126,16
-35,22
-35,56
-39,19
-39,95
-149,92
b. Barang Migas
-2,18
-1,54
-1,28
-2,35
-7,35
-2,41
-2,78
-3,55
-2,84
-11,59
Ekspor
3,96
3,42
3,87
4,32
15,57
4,09
4,45
4,65
4,45
17,64
Impor
-6,14
-4,96
-5,15
-6,68
-22,92
-6,50
-7,23
-8,20
-7,29
-29,23
2. Barang Lainnya
0,16
0,26
0,22
0,26
0,89
0,30
-0,18
-0,29
0,17
-0,009
Ekspor
0,32
0,36
0,57
0,63
1,89
0,63
0,49
0,47
0,43
2,02
Impor
-0,16
-0,09
-0,35
-0,37
-0,98
-0,32
-0,68
-0,77
-0,26
-2,03
a.1. Neraca Perdagangan (NP) Nonmigas
NP nonmigas triwulan IV 2018 mengalami surplus sebesar 0,09 miliar dolar AS. Jumlah tersebut menurun tajam dibandingkan triwulan sebelumnya (triwulan III 2018) yang surplus mencapai 3,39 miliar dolar AS. Penurunan tersebut terjadi karena ekspor nonmigas menurun, sedangkan impornya meningkat. 
Secara keseluruhan, neraca perdagangan nonmigas selama tahun 2018 mengalami surplus sebesar 11,17 miliar dolar AS. Akan tetapi surplus tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan surplus yang terjadi tahun 2017 yang mencapai 25,26 miliar dolar AS.
1)   Ekspor Nonmigas
Ekspor nonmigas triwulan IV 2018 sebesar 40,04 miliar dolar AS. Jumlah tersebut menurun dibandingkan triwulan sebelumnya (triwulan III 2018) yang mencapai 42,59 miliar dolar AS. Menurut Laporan Neraca Pembayaran oleh Bank Indonesia, penurunan ekspor nonmigas tersebut disebabkan pertumbuhan ekspor riil produk primer terkontraksi lebih dalam serta pertumbuhan harga ekspor yang melambat.
Jika dilihat berdasarkan negara tujuan ekspor, pertumbuhan tertinggi ekspor nonmigas triwulan IV 2018 adalah pertumbuhan ekspor tujuan Vietnam, yaitu tumbuh 36,1 persen. Pada triwulan tersebut, peningkatan ekspor ke negara tujuan Vietnam didorong oleh peningkatan pertumbuhan ekspor kendaraan dan bagiannya. Hal tersebut disebabkan industri otomotif Indonesia berhasil memenuhi persyaratan kendaraan yang berlaku di Vietnam. Selanjutnya pertumbuhan ekspor nonmigas tertinggi kedua adalah ke tujuan Korea Selatan (18,1 persen) yang justru mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Penyebabnya adalah perlambatan pertumbuhan ekspor batu bara, barang dari logam tidak mulia, dan tekstil. Pertumbuhan tertinggi ekspor nonmigas ketiga adalah ekspor ke tujuan Amerika Serikat (3,6 persen) yang juga mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Perlambatan ekspor menuju Amerika Serikat ini disebabkan terjadinya perlambatan ekspor komoditas tekstil dan makanan olahan.
Jika dilihat berdasarkan komoditas ekspor utama (nonmigas), komoditas utamanya adalah batu bara yang menduduki peringkat ketiga tertinggi (pertumbuhan ekspor menurut komoditas utama triwulan IV 2018). Akan tetapi pada triwulan IV 2018, pertumbuhan ekspor komoditas ini menurun dari triwulan sebelumnya, dari 19,8 persen menjadi 3,1 persen. Penyebabnya adalah turunnya ekspor ke Tiongkok dan Jepang serta ekspornya ke India dan Korea Selatan tumbuh melambat. Sementara pertumbuhan ekspor tertingginya pada triwulan IV 2018 dicapai oleh komoditas kendaraan dan bagiannya, yaitu sebesar 16,3 persen. Setelah itu, pertumbuhan ekspor tertinggi kedua dicapai oleh komoditas alat listrik, yaitu sebesar 7,5 persen.
2)   Impor Nonmigas
Impor nonmigas triwulan IV 2018 sebesar 39,95 miliar dolar AS. Jumlah tersebut meningkat dari triwulan sebelumnya (triwulan III 2018) yang bernilai 39,19 miliar dolar AS.
Untuk pertumbuhan impor barang konsumsi triwulan IV 2018, pertumbuhan impor tersebut sebesar 11,2 persen melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 36,1 persen. Menurut Bank Indonesia, penyebab perlambatan tersebut adalah perlambatan impor riil karena pertumbuhan impor beras, buah-buahan, dan sepatu melambat. Selanjutnya pertumbuhan impor bahan baku triwulan IV 2018 sebesar 14,3 persen juga melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 17,3 persen. Pertumbuhan impor barang modal juga melambat dari 22,8 persen menjadi 9,2 persen. Perlambatan pertumbuhan impor barang modal tersebut disebabkan penurunan impor mesin otomatis pengolah data, pesawat telekomunikasi dan bagiannya, dan mesin industri lainnya (Bank Indonesia).
Jika dilihat berdasarkan negara asal impor, pertumbuhan impor tertinggi triwulan IV 2018 adalah impor dari Tiongkok, yaitu sebesar 23 persen. Kemudian disusul oleh impor dari Malaysia sebesar 17,4 persen dan impor dari Thailand sebesar 13,2 persen.

a.2. Neraca Perdagangan (NP) Migas
NP migas triwulan IV 2018 mengalami defisit sebesar 2,84 miliar dolar AS. Defisit tersebut lebih rendah dibandingkan defisit yang terjadi pada triwulan sebelumnya (triwulan III 2018) yang mencapai 3,55 miliar dolar AS. Hal ini disebabkan penurunan impor minyak dan rendahnya harga minyak dunia.
Tabel 1.4. Data Ekspor Minyak Indonesia Triwulan II dan Triwulan III 2018
Rincian
2018
Triwulan III
Triwulan IV
Nilai (juta dolar AS)
Volume (mbbl)
Harga (dolar AS/barel)
Nilai (juta dolar AS)
Volume (mbbl)
Harga (dolar AS/barel)
Ekspor
2.201,0
28,7

1.698,5
24,1

Minyak Mentah
1.431,5
19,0
72,5
983,6
15,0
65,7
Produk Kilang
769,5
8,9
86,4
715,0
9,1
78,0
Impor
7.340,2
89,7

6.503,3
86,5

Minyak Mentah
2.749,8
35,2
77,9
1.792,8
25,6
71,7
Produk Kilang
4.590,4
54,4
84,5
4.710,5
60,8
77,7
1)   Ekspor dan Impor Minyak
Ekspor minyak triwulan IV 2018 menurun dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu menurun dari 2,20 miliar dolar AS (triwulan III 2018) menjadi 1,69 miliar dolar AS (triwulan IV 2018). Penurunan tersebut disebabkan turunnya volume ekspor minyak dan harga minyak yang rendah. Harga ekspor minyak menurun pada triwulan IV 2018 dibandingkan dengan triwulan III 2018 dengan rata-rata harga minyak jenis SLC, Brent, WTI, dan OPEC sebesar 72,5 dolar AS/barel, 75,5 dolar AS/barel, 69,7 dolar AS/barel, dan 74,2 dolar AS/barel pada triwulan III 2018 menjadi 65,9 dolar AS/barel, 67,4 dolar AS/barel, 58,7 dolar AS/barel, dan 67,0 dolar AS/barel pada triwulan IV 2018.
Impor minyak triwulan IV 2018 juga mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya, dari 7,34 miliar dolar AS (triwulan III 2018) menjadi 6,50 miliar dolar AS (triwulan IV 2018). Penyebabnya adalah turunnya harga impor beriringan dengan turunnya harga minyak dunia.
2)   Ekspor dan Impor Gas
Ekspor gas triwulan IV 2018 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Nilai ekspor gas pada triwulan III 2018 sebesar 2,45 miliar dolar AS. Kemudian nilai ekspor gas tersebut meningkat pada triwulan IV 2018 menjadi 2,76 miliar dolar AS. Peningkatan ekspor tersebut terjadi karena harga ekspor gas alam LNG gas meningkat.
Sementara impor gas triwulan IV 2018 mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya (triwulan III 2018). Impor gas tersebut menurun 8,2 persen menjadi 0,8 miliar dolar AS pada triwulan IV 2018. Akan tetapi secara tahunan selama 2018, impor gas meningkat sebesar 14,1 persen disebabkan peningkatan konsumsi yang meningkatkan volume permintaan.

b. Neraca Perdagangan (NP) Jasa
Neraca perdagangan jasa triwulan IV 2018 mengalami defisit sebesar 1,6 miliar dolar AS. Defisit tersebut menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Penyebab penurunan defisit tersebut adalah peningkatan surplus jasa perjalanan karena pola musiman dan adanya penyelenggaraan event internasional.
Tabel 1.5. Data Neraca Perdagangan Jasa Indonesia (miliar dolar AS)

2017
2018
KETERANGAN
Q1
Q2
Q3
Q4
Total
Q1
Q2
Q3
Q4
Total
TB Jasa
-1,11
-2,05
-2,09
-2,14
-7,38
-1,64
-1,82
-2,02
-1,62
-7,10
Jasa Manufaktur
0,089
0,086
0,085
0,092
0,35
0,089
0,098
0,10
0,091
0,38
Jasa Pemeliharaan dan Perbaikan
-0,05
-0,02
-0,06
-0,04
-0,18
-0,06
-0,04
-0,05
-0,05
-0,20
Jasa Transportasi
-1,39
-1,57
-1,77
-2,13
-6,86
-1,88
-2,07
-2,42
-2,46
-8,84
Jasa Perjalanan
1,53
0,98
1,21
1,13
4,85
1,51
1,03
1,26
1,53
5,34
Jasa Konstruksi
0,01
0,04
0,04
0,09
0,18
0,13
0,08
0,008
0,06
0,28
Jasa Asuransi dan dana Pensiun
-0,15
-0,12
-0,15
-0,15
-0,57
-0,17
-0,15
-0,16
-0,16
-0,64
Jasa Keuangan
-0,15
-0,06
-0,20
-0,03
-0,44
-0,16
-0,03
-0,15
-0,09
-0,44
Biaya Penggunaan Kekayaan Intelektual
-0,39
-0,56
-0,39
-0,51
-1,85
-0,39
-0,39
-0,33
-0,29
-1,40
Jasa Telekomunikasi, Komputer, dan Informasi
-0,37
-0,46
-0,48
-0,23
-1,54
-0,45
-0,37
-0,41
-0,36
-1,58
Jasa Bisnis Lainnya
-0,41
-0,52
-0,51
-0,49
-1,95
-0,42
-0,18
-0,19
-0,15
-0,94
Jasa Personal, Kultural, dan Rekreasi
0,01
0,01
0,02
0,03
0,07
0,006
0,02
0,13
0,12
0,28
Jasa Pemerintah
0,16
0,17
0,11
0,11
0,55
0,15
0,18
0,20
0,13
0,67
Berdasarkan data diatas, produk jasa yang mengalami surplus tertinggi pada triwulan IV 2018 adalah jasa perjalanan. Surplus jasa perjalanan triwulan IV 2018 sebesar 1,53 miliar dolar AS. Surplus tersebut meningkat dari triwulan sebelumnya (triwulan III 2018) yang berjumlah sebesar 1,3 miliar dolar AS. Penyebab peningkatan surplus tersebut adalah pembayaran perjalanan menurun lebih besar dibandingkan penurunan penerimaannya. Pembayaran jasa perjalanan triwulan IV 2018 sebesar 2,2 miliar dolar AS menurun 0,5 miliar dolar AS dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara penerimaan jasa perjalanan triwulan IV 2018 sebesar 3,7 miliar dolar AS menurun 0,3 miliar dolar AS dibandingkan triwulan sebelumnya. 
Sementara jasa transportasi menjadi bagian yang memiliki defisit terbesar pada neraca jasa triwulan IV 2018. Defisit jasa transportasi pada triwulan IV 2018 mencapai 2,46 miliar dolar AS meningkat 0,04 miliar dolar AS dibandingkan triwulan sebelumnya. Penyebab kenaikan defisit tersebut adalah pembayaran jasa freight yang meningkat dari 2,2 miliar dolar AS (triwulan III 2018) menjadi 2,3 miliar dolar AS (triwulan IV 2018) karena impor barang meningkat. Jasa transportasi penumpang juga meningkat sejalan dengan kunjungan wisnas (wisatawan nasional) ke luar negeri yang tinggi.

c. Neraca Pendapatan Primer
Neraca pendapatan primer triwulan IV 2018 masih mengalami defisit sebesar 7,0 miliar dolar AS. Akan tetapi jumlah defisit tersebut menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami defisit sebesar 7,9 miliar dolar AS. Penurunan defisit tersebut disebabkan pembayaran bunga surat utang pemerintah lebih rendah dan dibayarkan sesuai jadwalnya, serta adanya penerimaan pendapatan investasi langsung di luar negeri.
Tabel 1.6. Neraca Pendapatan Primer Indonesia Tahun 2018 dan 2018 (miliar dolar AS)

2017




2018




KETERANGAN
Q1
Q2
Q3
Q4
Total
Q1
Q2
Q3
Q4
Total
Neraca Pendapatan Primer
-7,68
-8,15
-8,55
-7,75
-32,13
-7,47
-8,04
-7,93
-6,99
-30,42
Kompensasi Tenaga Kerja
-0,37
-0,34
-0,39
-0,41
-1,51
-0,36
-0,37
-0,38
-0,39
-1,50
Pendapatan Investasi
-7,31
-7,81
-8,16
-7,34
-30,62
-7,10
-7,67
-7,55
-6,59
-28,92
Pendapatan Investasi Langsung
-4,94
-4,71
-4,96
-5,16
-19,77
-4,59
-4,13
-4,52
-3,89
-17,13
Pendapatan Investasi Portofolio
-2,03
-2,42
-2,62
-1,54
-8,60
-2,11
-2,86
-2,54
-2,22
-9,72
Pendapatan Investasi Lainnya
-0,35
-0,63
-0,57
-0,65
-2,25
-0,41
-0,69
-0,49
-0,49
-2,07
d. Neraca Pendapatan Sekunder 
Neraca pendapatan sekunder triwulan IV 2018 mengalami surplus sebesar 2,0 miliar dolar AS. Jumlah tersebut meningkat dari surplus triwulan sebelumnya (triwulan III 2018), yaitu surplus sebesar 1,8 miliar dolar AS. Peningkatan surplus tersebut disebabkan peningkatan penerimaan hibah terkait bencana alam. Penerimaan transfer personal dalam bentuk remitansi dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) pada triwulan IV 2018 mencapai 2,7 miliar dolar AS. Penerimaan tersebut merupakan sumber utama surplus transaksi penerimaan sekunder. PMI yang bekerja di luar negeri pada triwulan IV 2018 tercatat sebanyak 3,6 juta orang. Sebanyak 70 persennya bekerja di wilayah Asia Pasifik dan menghasilkan remitansi sebesar 1,7 miliar dolar AS (penyumbang terbesar dari seluruh remitansi).
Tabel 1.7. Neraca Pendapatan Sekunder Indonesia Tahun 2018 dan 2018 (juta dolar AS)

2017
2018
KETERANGAN
Q1
Q2
Q3
Q4
Total
Q1
Q2
Q3
Q4
Total
Neraca Pendapatan Sekunder
1,13
0,99
1,15
1,23
4,50
1,44
1,63
1,78
2,04
6,89
Pendapatan Sekunder Pemerintah (juta dolar AS)
-0,87
40,67
169,36
201,73
410,89
7,56
21,98
69,02
285,11
383,66
Pendapatan Sekunder Sektor Lainnya
1,13
0,95
0,98
1,03
4,09
1,44
1,61
1,71
1,75
6,51
Transfer Personal
1,34
1,35
1,29
1,34
5,32
1,85
1,99
1,89
1,83
7,57
Transfer Lainnya
-0,21
-0,39
-0,32
-0,30
-1,23
-0,42
-0,38
-0,19
-0,08
-1,06
II. TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL (TMF)
Transaksi Modal (TM) triwulan IV 2018 mengalami surplus sebesar 0,02 miliar dolar AS (20 juta dolar AS). Surplus TM tersebut meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (triwulan III 2018) yang hanya sebesar 0,009 miliar dolar AS (9 juta dolar AS). Selanjutnya Transaksi Finansial (TF) triwulan IV 2018 juga mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. TF triwulan IV 2018 sebesar 15,66 miliar dolar AS lebih tinggi dibandingkan TF triwulan sebelumnya (triwulan II 2018) sebesar 3,89 miliar dolar AS (Data TM dan TF dapat dilihat pada Tabel 1.1). Penyebab peningkatan TMF triwulan IV 2018 adalah terjadinya peningkatan surplus investasi portofolio karena masuknya dana asing ke instrumen surat berharga jangka panjang berdenominasi rupiah, peningkatan surplus investasi lainnya dari penarikan simpanan swasta pada bank di luar negeri dan penarikan utang dagang oleh korporasi, serta besarnya penerbitan obligasi global. 
Secara keseluruhan, suplus TM tahun 2018 sebesar 0,093 miliar dolar AS (93 juta dolar AS) meningkat dibandingkan tahun 2017 yang sebesar 0,046 miliar dolar AS (46 juta dolar AS). Sementara surplus TF mengalami penurunan dari 28,69 miliar dolar AS (triwulan III 2018) menjadi 25,11 miliar dolar AS (triwulan IV 2018). Penyebab penurunan tersebut adalah ketidakpastian di pasar keuangan global sehingga terjadi penyesuaian penempatan dana asing.


a. Investasi Langsung

Investasi langsung triwulan IV 2018 menurun dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari 4,59 miliar dolar AS (triwulan III 2018) menjadi 1,98 miliar dolar AS (triwulan IV 2018). Penyebabnya adalah penurunan aliran masuk investasi langsung di sisi kewajiban lebih besar dibandingkan penurunan aliran keluar investasi langsung di sisi aset (Tabel 2.1). Arus keluar investasi langsung dari sisi aset menurun di triwulan IV 2018 dibandingkan triwulan sebelumnya. Arus keluar tersebut pada triwulan IV 2018 sebesar 1,63 miliar dolar AS lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (triwulan III 2018) yang sebesar 2,31 miliar dolar AS. Penyebab penurunan tersebut terjadi pada kegiatan akuisisi perusahaan tambang di Australia. Selain itu, arus masuk investasi langsung dari sisi kewajiban triwulan IV 2018 juga mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Arus masuk investasi langsung dari sisi kewajiban triwulan IV 2018 sebesar 3,61 miliar dolar AS lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (triwulan III 2018) yang sebesar 6,91 miliar dolar AS. Penyebab penurunan surplus tersebut adalah arus keluar terkait akuisisi saham beberapa perusahaan PMA di sektor pertambangan oleh perusahan domestik. 
Secara keseluruhan, investasi langsung tahun 2018 sebesar 13,84 miliar dolar AS. Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya (tahun 2017) yang mencapai 18,50 miliar dolar AS. Penyebab lebih rendahnya investasi langsung di tahun 2018 tersebut adalah tingginya atau meningkatnya investasi langsung Indonesia di perusahaan luar negeri.
Tabel 2.1. Data Transaksi Finansial Investasi Langsung Indonesia Tahun 2017 dan 2018 (miliar dolar)
Jika dilihat menurut negara asal investasi, pada triwulan IV 2018, investasi langsung terbesar didominasi dari kawasan emerging market Asia (termasuk Cina), kawasan ASEAN, dan Jepang dengan nilai investasi sebesar 6,1 miliar dolar AS, 2,5 miliar dolar AS, dan 1,5 miliar dolar AS secara berurutan. Begitu juga secara keseluruhan tahun 2018, investasi didominasi oleh investor dari kawasan emerging market Asia (termasuk Cina), kawasan ASEAN, dan Jepang dengan nilai investasi total sebesar 39,8 miliar dolar AS. 

b. Investasi Portofolio
Investasi portofolio triwulan IV 2018 mengalami surplus sebesar 10,44 miliar dolar AS. Jumlah investasi tersebut membaik dibandingkan triwulan sebelumnya (triwulan III 2018) yang justru mengalami defisit 0,09 miliar dolar AS. Membaiknya investasi portofolio tersebut disebabkan peningkatan arus masuk investasi portofolio dari sisi kewajiban yang signifikan dari 1,39 miliar dolar AS (triwulan III 2018) menjadi 11,48 miliar dolar AS (triwulan IV 2018). Sementara arus keluar dari sisi aset pada triwulan IV 2018 lebih rendah dari triwulan sebelumnya, yaitu dari 1,48 miliar dolar AS (triwulan III 2018) menjadi 1,04 miliar dolar AS (triwulan IV 2018). 
Sementara secara sektoral, peningkatan aliran masuk dari sisi kewajiban dikontribusi oleh sektor publik dan sektor swasta. Investasi portofolio sektor publik triwulan IV 2018 menghasilkan surplus sebesar 4,81 miliar dolar AS meningkat dibandingkan triwulan III 2018 yang sebesar 1,23 miliar dolar AS. Sumber peningkatan tersebut adalah aliran neto penerbitan obligasi global sebesar 1,9 miliar dolar AS dan aliran masuk neto dana asing pada Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi rupiah yang mencapai 2,9 miliar dolar AS. Selanjutnya investasi sektor swasta triwulan IV 2018 menghasilkan surplus sebesar 6,67 miliar dolar AS juga meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (triwulan III 2018) yang hanya sebesar 0,16 miliar dolar AS. Sumber peningkatan tersebut adalah penerbitan obligasi global korporasi. 
Secara keseluruhan, investasi portofolio triwulan IV 2018 mencapai surplus sebesar 9,34 miliar dolar AS. Akan tetapi surplus tersebut lebih rendah dibandingkan tahun 2017 yang mencapai 21,06 miliar dolar AS. Penyebab penurunan tersebut adalah arus dana asing keluar yang banyak dari pasar saham dan instrumen surat utang pemerintah berdenominasi rupiah, serta obligasi global pemerintah yang jatuh tempo tahun 2018 cukup banyak.
Tabel 2.2. Data Transaksi Finansial Portofolio Indonesia Tahun 2017 dan 2018 (miliar dolar AS)
Keterangan
2017
2018
Q1
Q2
Q3
Q4
Total
Q1
Q2
Q3
Q4
Total
Investasi Portofolio
6,54
8,13
3,84
2,56
21,06
-1,11
0,10
-0,09
10,44
9,34
Aset
-1,02
-0,22
-0,73
-1,38
-3,36
-1,41
-1,25
-1,48
-1,04
-5,17
Sektor publik
-0,12
0,02
0,005
0,09
-0,009
-0,17
0,19
0,20
-0,001
0,23
Sektor swasta
-0,89
-0,24
-0,74
-1,47
-3,35
-1,24
-1,45
-1,68
-1,03
-5,40
Kewajiban
7,56
8,35
4,57
3,94
24,41
0,29
1,36
1,39
11,48
14,51
Sektor publik
6,44
4,53
6,11
4,80
21,88
2,57
0,89
1,23
4,81
9,50
Sektor swasta
1,12
3,82
-1,53
-0,87
2,54
-2,27
0,46
-0,16
6,67
5,01

c. Investasi Lainnya
Investasi lainnya triwulan IV 2018 mencapai surplus sebesar 3,47 miliar dolar AS. Jumlah surplus investasi tersebut membaik dari triwulan sebelumnya (triwulan III 2018) yang justru mengalami defisit sebesar 0,70 miliar dolar AS. Surplus yang terjadi karena berkurangnya defisit di sisi aset dan meningkatnya surplus di sisi kewajiban. 
Investasi lainnya sisi aset triwulan IV 2018 mengalami penurunan defisit dari triwulan sebelumnya, yaitu dari defisit 4,08 miliar dolar AS (triwulan III 2018) menjadi defisit 0,42 miliar dolar AS (triwulan IV 2018). Penurunan defisit tersebut disebabkan adanya penarikan simpanan sektor swasta dari bank di luar negeri dan adanya pemberian pinjaman oleh swasta kepada nonresiden. Sementara investasi lainnya sisi kewajiban pada triwulan IV 2018 mengalami surplus mencapai 3,89 miliar dolar AS. Surplus tersebut meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (triwulan III 2018) yang mencapai surplus sebesar 3,38 miliar dolar AS. Peningkatan surplus tersebut disebabkan peningkatan utang dagang korporasi. 
Secara sektoral, investasi lainnya sektor publik triwulan IV 2018 mengalami defisit 0,22 miliar dolar AS. Nilai tersebut berbanding terbalik dibandingkan triwulan sebelumnya (triwulan III 2018) yang justru surplus sebesar 0,31 miliar dolar AS. Hal tersebut disebabkan terjadinya pembayaran pinjaman luar negeri pemerintah sebesar 1,8 miliar dolar AS, tetapi penarikan pinjamannya hanya sebesar 1,5 miliar dolar AS. Sementara investasi lainnya sektor swasta triwulan IV 2018 mencapai 4,10 miliar dolar AS lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2018 yang sebesar 3,08 miliar dolar AS. 
Secara keseluruhan, investasi lainnya tahun 2018 mencapai 1,99 miliar dolar AS. Nilai investasi lainnya tahun 2018 jauh membaik dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 2017, investasi lainnya justru mengalami defisit sebesar 10,75 miliar dolar AS.
Tabel 2.3. Data Transaksi Finansial Investasi Lainnya Tahun 2017 dan 2018 (miliar dolar AS)
Keterangan
2017
2018
Q1
Q2
Q3
Q4
Total
Q1
Q2
Q3
Q4
Total
Investasi Lainnya
-2,46
-7,28
-1,22
0,20
-10,75
-1,48
0,71
-0,70
3,47
1,99
Aset
-3,08
-7,95
-2,23
-0,23
-13,49
-4,42
-0,31
-4,08
-0,42
-9,23
Sektor publik
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Sektor swasta
-3,08
-7,95
-2,23
-0,23
-13,49
-4,42
-0,31
-4,08
-0,42
-9,23
Kewajiban
0,62
0,67
1,01
0,44
2,74
2,93
1,02
3,38
3,89
11,23
Sektor publik
0,12
-0,92
0,05
-0,59
-1,35
0,65
-1,72
0,31
-0,22
-0,98
Sektor swasta
0,49
1,59
0,96
1,03
4,09
2,28
2,75
3,08
4,10
12,21

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kondisi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Triwulan I 2019

POSISI SURAT BERHARGA NEGARA (SBN) UPDATE SEPTEMBER 2019

Indonesia’s economic stimulus not enough to stop layoffs, focus should be to contain COVID-19: Experts