Kondisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia Tahun 2019 (Januari-April)


Pendahuluan

      Utang luar negeri (ULN) didefinisikan sebagai utang penduduk (resident) yang berdomisili di suatu wilayah teritori ekonomi kepada bukan penduduk (non resident). Konsep dan terminologi ULN mengacu pada IMF’s External Debt Statistics: Guide for compilers and users (2003), beberapa ketentuan pemerintah Republik Indonesia dan Peraturan Bank Indonesia.
     Utang luar negeri (ULN) menurut Bank Indonesia terdiri atas beberapa sumber dan jenis pinjaman. Berdasarkan skema posisi utang luar negeri dibagi menjadi dua bagian utama: yaitu ULN pemerintah & Otoritas Moneter dan ULN Swasta. Berikut ini adalah skema pembagian ULN menurut Bank Indonesia.
1. Utang Luar Negeri Indonesia
     Berdasarkan skema pembagian ULN menurut Bank Indonesia, kondisi ULN Indonesia berdasarkan data terakhir dari Bank Indonesia (BI) pada akhir April 2019 tercatat sebesar 389,387 juta dolar AS. Pinjaman luar negeri Indonesia sendiri dibagi kedalam dua komponen utama yaitu utang pemerintah & bank sentral dan utang swasta. Tabel 1 menyajikan besarnya utang luar negeri Indonesia dari Oktober 2018 hingga April 2019. Berdasarkan Tabel 1 tersebut dapat dilihat bahwa selama tahun 2019 mulai bulan Januari tingkat utang dari pemerintah terus mengalami penurunan dari 190,250 juta USD menjadi 189,723 juta USD pada bulan April. Sedangkan tingkat utang bank sentral juga mulai menurun mulai dari Februari 2019 sebesar 190,841 juta USD menjadi 186,689 juta USD pada April 2019. Berbeda dengan kondisi utang luar negeri dari sisi swasta dimana dari Januari 2019 tingkat utang semakin meningkat yaitu dari 193,216 juta USD menjadi 199,614 juta USD pada April 2019. Adanya penurunan pada komponen utang luar negeri pemerintah dan bank sentral dan peningkatan utang luar negeri pada swasta kemudian menghasilkan tingkat utang luar negeri Indonesia menjadi berfluktuasi dari bulan Januari hingga April 2019. Meskipun fluktuasi yang terjadi tidak terlalu signifikan namun hal ini harus tetap diawasi agar tingkat utang luar negeri tidak semakin besar. 
Tabel 1. Posisi utang luar negeri Indonesia menurut kelompok peminjam (juta USD)

       Utang luar negeri selain dibagi berdasarkan kelompok peminjamnya juga dijabarkan berdasarkan sektor ekonomi. Berdasarkan sektor ekonomi dapat dilihat dari Tabel 2 bahwa sektor yang menyumbang besarnya utang luar negeri Indonesia berasal dari sektor jasa keuangan dan asuransi, industri pengolahan kemudian disusul oleh sektor pengadaan air listrik, gas, uap/air panas dan udara. Masing-masing sektor ini menduduki 3 peringkat terbesar dalam melakukan peminjaman dari luar negeri. Peminjaman masing-masing sektor selama tahun 2019 terlihat bahwa peminjamannya semakin meningkat khususnya bagi jasa keuangan & asuransi dan pengadaan air listrik, gas, uap/air panas dan udara sedangkan industri pengolahan tingkat utang luar negeri dari bulan Januari hingga April 2019 bergerak secara fluktuasi.
Tabel 2. Posisi utang luar negeri menurut sektor ekonomi (juta USD)

     Sedangkan sektor ekonomi yang memiliki utang luar negeri paling rendah diantaranya ada sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum, kemudian yang kedua ada sektor jasa perusahaan dan yang ketiga diduduki oleh sektor pengelolaan air, pengelolaan air limbah, pengelolaan dan daur ulang sampah, dan aktivitas remediasi. Sektor pengelolaan air, pengelolaan air limbah, pengelolaan dan daur ulang sampah, dan aktivitas remediasi memiliki tingkat utang luar negeri yang semakin menurun dari Januari hingga April 2019, sedangkan sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum dan jasa perusahaan memiliki tingkat utang luar negeri yang berfluktuasi.

2. Utang Luar Negeri Pemerintah dan bank Sentral
     Utang luar negeri pemerintah dan bank sentral adalah utang yang dimiliki oleh pemerintah pusat yang terdiri dari utang bilateral/multilateral, komersial, pemasok dan termasuk juga surat utang. Sedangkan utang luar negeri bank sentral adalah utang yang dimiliki oleh bank indonesia dalam rangka mendukung neraca pembayaran dan cadangan devisa. 
Tabel 3. Posisi utang luar negeri Pemerintah dan Bank sentral menurut kelompok peminjam (juta USD)

     Berdasarkan Tabel 3, utang luar negeri pemerintah paling besar berasal dari jenis pinjaman multilateral dimana tingkat peminjaman luar negeri selama tahun 2019 yaitu dari bulan januari hingga april mengalami penurunan, yaitu dari 29,839 juta USD menjadi 29,242 juta USD, sedangkan pinjaman luar negeri terendah berasal dari pinjaman komersial dimana selama tahun 2019 dari bulan januari tingkat peminjamannya juga semakin menurun dari 2,964 juta USD menjadi 2,718 juta USD. Jumlah surat utang yang dimiliki pemerintah antara SBN internasional dan domestik dinilai hampir seimbang dengan pergerakan keduanya juga sama-sama berfluktuasi selama Januari hingga April 2019. 
      Kondisi utang luar negeri untuk bank sentral dapat dilihat dari Tabel 3 bahwa sumber pinjaman luar negeri berasal dari multilateral (IMF), dimana tingkat peminjamannya selama tahun 2019 terus mengalami penurunan yaitu dari 2,767 juta USD pada Januari menjadi 2,738 juta USD pada April 2019. 
Tabel 4. Posisi utang luar negeri Pemerintah dan Bank sentral menurut Sektor ekonomi (juta USD)
     Berdasarkan sektor ekonomi dapat dilihat dari Tabel 4 bahwa sektor yang menyumbang besarnya utang luar negeri pemerintah diantaranya pertama ada sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial dimana selama tahun 2019 dari bulan Februari tingkat utang pada sektor ini terus mengalami penurunan dari 35,876 juta USD menjadi 35,098 juta USD pada April 2019. Posisi kedua tingkat pinjaman utang luar negeri pemerintah berasal dari sektor konstruksi dimana selama tahun 2019 tingkat utang luar negeri pemerintah pada sektor ini terus menurun dari Februari 2019 sebesar 31,045 juta USD menjadi 30,453 juta USD pada April 2019. Selanjutnya posisi ketiga sektor yang memiliki tingkat pinjaman terbesar adalah sektor jasa pendidikan dimana selama tahun 2019 tingkat utang luar negeri pemerintah pada sektor ini terus menurun dari Februari 2019 sebesar 30,065 juta USD menjadi 29,431 juta USD pada bulan April 2019. Sedangkan sektor yang memiliki tingkat pinjaman terendah selama tahun 2019 diduduki oleh sektor real estate dan jasa perusahaan dimana pergerakan tingkat peminjaman utang luar negeri stagnan dari Oktober 2018 sampai April 2019, kemudian diposisi ketiga diduduki oleh sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dengan tingkat peminjaman utang luar negeri terus menurun selama Februari 2019 sebesar 82 juta USD menjadi 80 juta USD pada April 2019. Pentingnya menjaga tingkat utang yang dilakukan pemerintah berfungsi untuk memberikan gambaran yang lebih relevan mengenai pemanfaatan utang luar negeri pemerintah sebagai salah satu sumber pembiayaan APBN untuk mendanai belanja negara dan investasi pemerintah.

3. Utang Luar Negeri Swasta
     Utang luar negeri swasta adalah utang luar negeri penduduk (selain pemerintah dan bank sentral) kepada bukan penduduk dalam valuta asing dan atau rupiah berdasarkan perjanjian utang (loan agreement) atau perjanjian lainnya, simpanan dan kewajiban lainnya. 
Tabel 5. Posisi utang luar negeri Swasta menurut kelompok peminjam (juta USD)

     Berdasarkan Tabel 5, menurut kelompok peminjam dari lembaga keuangan bank tingkat utang luar negeri swasta paling besar ada pada kelompok swasta nasional dengan tingkat utang yang semakin meningkat selama tahun 2019 dari Februari sebesar 17,892 juta USD menjadi 21,733 juta USD pada April 2019, sedangkan kelompok dengan tingkat utang terkecil ada pada bank swasta asing dengan tingkat utang yang berfluktuasi selama tahun 2019. Sedangkan untuk kelompok peminjam lembaga keuangan bukan bank tingkat utang terbesar ada pada swasta nasional dengan tingkat utang yang semakin menurun selama tahun 2019 sebesar 3,870 juta USD pada Januari menjadi 3,776 juta USD pada bulan April. Sedangkan tingkat utang terkecil ada pada swasta asing dengan tingkat utang yang berfluktuasi. Berdasarkan perusahaan bukan lembaga keuangan tingkat utang terbesar ada pada swasta campuran dengan tingkat utang yang semakin meningkat selama tahun 2019 sebesar 50,771 juta USD menjadi 51,733 juta USD pada April 2019. Sedangkat tingkat utang terkecil ada pada swasta asing dengan tingkat utang yang semakin menurun selama tahun 2019 dari 17,664 juta USD pada Februari menjadi 16,904 juta USD pada April 2019.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kondisi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Triwulan I 2019

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI) TRIWULAN I 2019

Posisi Surat Berharga Negara (SBN) Update April 2019