POSISI SURAT BERHARGA NEGARA (SBN) UPDATE JUNI 2019


   Kondisi surat berharga Negara (SBN) dicerminkan oleh posisi dari surat utang Negara (SUN) dan surat berharga syariah Negara (SBSN). Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa penerbitan SUN pada tahun 2019 cenderung mengalami peningkatan, kecuuali pada bulan April namun kembali meningkat pada bulan Mei hingga Juni saat ini. Pada Juni 2019 SUN mengalami peningkatan menjadi sebesar 2.131 triliun dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2018 sebesar 1.844 triliun, peningkatannya adalah sebesar 13,4%. Jika dilihat secara month t month, peningkatan SUN adalah sebesar 0,75%. Peningkatan SUN mengindikasikan bahwa masyarakat masih percaya untuk menempatkan dana pada SBN yang berpotensi menghasilkan capital gain. Peningkatan SBN juga dicerminkan dari meningkatnya penerbitan SBSN dimana pada Juni 2019 nilainya sebesar 460,46 triliun dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2018 sebesar 390,99 triliun, peningkatannya adalah sebesar 15%. Sedangkan peningkatan secara month to month maka peningkatan dari bulan Juni ke Mei adalah sebesar 2,1%.
Table 1 Surat Berharga Negara Juni 2019 (Rp Miliar)
Keterangan
 Tahun
 Bulan
Surat Utang Negara (SUN)
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
2018
Juni
1.844.567
390.997
Juli
1.862.556
402.157
Agustus
1.907.506
409.857
September
1.941.278
416.335
Oktober
1.968.217
423.415
November
1.994.217
438.677
Desember
1.988.217
433.627
2019
Januari
2.050.823
444.432
Februari
2.082.523
462.950
Maret
2.117.473
466.047
April
2.085.522
475.279
Mei
2.115.175
450.668
Juni
2.131.895
460.468
   Besarnya peningkatan nilai penerbitan SUN Juni 2019 dibandingkan Juni 2018 adalah sebesar 13,4% hal ini didukung oleh peningkatan dari obligasi Negara (ON) dan surat perbendaharaan Negara (SPN). Berdasarkan Tabel 2, Obligasi Negara (ON) mengalami peningkatan dari Juni 2018 ke Juni 2019 sebesar 14% peningkatan ini didukung oleh suku bunga tetap yaitu sebesar 1.960 triliun pada Juni 2019 dan nilai ini jauh lebih besar dibandingkan bulan sebelumnya pada tahun yang sama sebesar 1.651 triliun. Sedangkan penerbitan ON menurut kepemilikan dapat dilihat bahwa nilai terbesar yang berkontribusi pada ON dimiliki oleh Nasabah yaitu sebesar 1.585 triliun, kemudian disusul oleh bank swasta nasional sebesar 158 triliun dan bank pemerintah sebesar 130 triliun. 
Tabel 2 Obligasi Negara, Juni 2019 (Rp Miliar)

   Berdasarkan Surat Perbendaharaan negara (SPN) pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai SPN pada tahun 2019 cenderung menurun kecuali pada bulan Mei dimana pada bulan Mei nilai SPN sebesar 60 triliun menurun menjadi 55 triliun. Secara year on year (YoY) nilai SPN juga mengalami penurunan dari Juni 2018 ke Juni 2019 sebesar 34%. Sedangkan secara bulanan tingkat SPN dari Mei ke Juni turun sebesar 8%. Penurunan ini disebabkan karena menurunnya SPN milik bank Indonesia dan bank pemerintah. 
Tabel 3 Surat Perbendaharaan negara (SPN), Juni 2019 (Rp Miliar)

   Berdasarkan Tabel 4 surat berharga syariah Negara (SBSN) meningkat sebesar 15% pada Juni 2019 (Yoy) dimana peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan SBSN Fixed rate sebesar 18%(Yoy), SPN Syariah sebesar 8% (Yoy) dan sukuk tabungan sebesar 76%(Yoy). Sedangkan SBSN ritel secara Yoy menurun pada Juni 2019 sebesar 23%, namun penurunan ini tidak menyebabkan SBSN menurun karena masih dapat tertutupi oleh SBSN Fixed rate, SPN Syariah dan sukuk tabungan. 
Tabel 4 Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), Juni 2019 (Rp Miliar)

Kesimpulan: 
  • SBN pada bulan Juni 2019 mengalami peningkatan dibandingkan dengan bulan Mei 2019 dan juga Juni 2018, baik dilihat dari penerbitan SUN maupun SBSN 
  • Dilihat berdasarkan SUN, ON mengalami peningkatan, sedangkan SPN mengalami penurunan, namun penurunan SPN tidak sebesar peningkatan ON sehinggaSUN masih dapat meningkat. 
  • SBSN sendiri mengalami peningkatan akibat meningkatnya Fixed rate, SPN Syariah dan sukuk tabungan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kondisi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Triwulan I 2019

POSISI SURAT BERHARGA NEGARA (SBN) UPDATE SEPTEMBER 2019

Indonesia’s economic stimulus not enough to stop layoffs, focus should be to contain COVID-19: Experts