KONDISI UTANG LUAR NEGERI (ULN) INDONESIA TAHUN 2019 (JANUARI-JULI)
Utang luar negeri (ULN) didefinisikan sebagai uta ng penduduk (resident) yang berdomisili di suatu wilayah teritori ekonomi kepada bukan penduduk (non resident). Konsep dan terminologi ULN mengacu pada IMF’s External Debt Statistics: Guide for compilers and users (2003), beberapa ketentuan pemerintah Republik Indonesia dan Peraturan Bank Indonesia. Utang luarcnegeri (ULN) menurut Bank Indonesia terdiri atas beberapa sumber dan jenis pinjaman. Berdasarkan skema posisi utang luar negeri dibagi menjadi dua bagian utama: yaitu ULN pemerintah & Otoritas Moneter dan ULN Swasta. Berikut ini adalah skema pembagian ULN menurut Bank Indonesia.
Utang Luar Negeri Indonesia
Berdasarkan skema pembagian ULN menurut Bank Indonesia, kondisi ULN Indonesia berdasarkan data terakhir dari Bank ndonesia (BI) pada akhir Juli 2019 tercatat sebesar 395,309 juta dolar AS. Besarnya jumlah ULN ini lebih besar dibandingkan pada bulan yang lalu bahkan yang paling besar selama tahun 2019 ini. Pinjaman luar negeri Indonesia sendiri dibagi kedalam dua komponen utama yaitu utang pemerintah & bank sentral dan utang swasta. Tabel 1 menyajikan besarnya utang luar negeri Indonesia dari Oktober 2018 hingga Juli 2019. Berdasarkan Tabel 1 tersebut dapat dilihat bahwa selama tahun 2019 mulai bulan Januari tingkat utang dari pemerintah dan bank sentral bergerak secara fluktuasi. Berbeda dengan kondisi utang luar negeri dari sisi swasta dimana dari Januari 2019 tingkat utang semakin meningkat yaitu dari 193,406 juta USD menjadi 197,787 juta USD pada Juli 2019, namun dari bulan Mei hingga Juni jumlah utangnya semakin menurun. Besarnya jumlah ULN pada Juli 2019 harus tetap diawasi agar tingkat utang luar negeri tidak semakin besar.
Tabel 1. Posisi utang luar negeri Indonesia menurut kelompok peminjam (juta USD)
Utang luar negeri selain dibagi berdasarkan kelompok peminjamnya juga dijabarkan berdasarkan sektor ekonomi. Berdasarkan sektor ekonomi dapat dilihat dari Tabel 2 bahwa sektor yang menyumbang besarnya utang luar negeri Indonesia berasal dari sektor jasa keuangan dan asuransi, industri pengolahan kemudian disusul oleh sektor pengadaan air listrik, gas, uap/air panas dan udara. Masing-masing sektor ini menduduki 3 peringkat terbesar dalam melakukan peminjaman dari luar negeri. Peminjaman masing-masing sektor selama tahun 2019 terlihat bahwa peminjamannya semakin meningkat khususnya bagi pengadaan air listrik, gas, uap/air panas dan udara, sedangkan jasa keuangan dan asuransi dan industri pengolahan tingkat utang luar negeri dari bulan Januari hingga Juli 2019 bergerak secara fluktuasi.
Tabel 2. Posisi utang luar negeri menurut sektor ekonomi (juta USD)
Sedangkan sektor ekonomi yang memiliki utang luar negeri paling rendah diantaranya ada sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum, kemudian yang kedua ada sektor jasa perusahaan dan yang ketiga diduduki oleh sektor pengelolaan air, pengelolaan air limbah, pengelolaan dan daur ulang sampah, dan aktivitas remediasi. Sektor pengelolaan air, pengelolaan air limbah, pengelolaan dan daur ulang sampah, dan aktivitas remediasi memiliki tingkat utang luar negeri yang semakin menurun dari Januari hingga April 2019 namun kemudian tingkat hutangnya meningkat pada bulan Mei hingga Juli 2019, sedangkan sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum dan jasa perusahaan memiliki tingkat utang luar negeri yang berfluktuasi.
Utang Luar Negeri Pemerintah dan bank Sentral
Utang luar negeri pemerintah dan bank sentral adalah utang yang dimiliki oleh pemerintah pusat yang terdiri dari utang bilateral/multilateral, komersial, pemasok dan termasuk juga surat utang. Sedangkan utang luar negeri bank sentral adalah utang yang dimiliki oleh bank indonesia dalam rangka mendukung neraca pembayaran dan cadangan devisa.
Tabel 3. Posisi utang luar negeri Pemerintah dan Bank sentral menurut kelompok peminjam (juta USD)
Berdasarkan Tabel 3, utang luar negeri pemerintah paling besar berasal dari jenis pinjaman multilateral dimana tingkat peminjaman luar negeri selama tahun 2019 yaitu dari bulan januari hingga Mei mengalami penurunan, yaitu dari 29,839 juta USD menjadi 29,004 juta USD namun kemudian meningkat pada Juni hingga Juli 2019, sedangkan pinjaman luar negeri terendah berasal dari pinjaman komersial dimana selama tahun 2019 dari bulan januari tingkat peminjamannya juga semakin menurun dari 2,964 juta USD menjadi 2,692 juta USD pada Mei lalu meningkat pada Juli menjadi 2,708 juta USD. Jumlah surat utang yang dimiliki pemerintah antara SBN internasional dan domestik dinilai hampir seimbang namun tetap SBN domestik yang memiliki porsi terbesar dengan pergerakan keduanya juga sama-sama berfluktuasi selama Januari hingga Juli 2019.
Kondisi utang luar negeri untuk bank sentral dapat dilihat dari Tabel 3 bahwa sumber pinjaman luar negeri paling besar berasal dari multilateral (IMF), dimana tingkat peminjamannya hingga Juli tahun 2019 adalah sebesar 2,724 juta USD lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 2,753 juta USD.
Tabel 4. Posisi utang luar negeri Pemerintah dan Bank sentral menurut Sektor ekonomi (juta USD)
Berdasarkan sektor ekonomi dapat dilihat dari Tabel 4 bahwa sektor yang menyumbang besarnya utang luar negeri pemerintah diantaranya pertama ada sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial dimana selama tahun 2019 dari bulan Februari tingkat utang pada sektor ini terus mengalami penurunan dari 35,876 juta USD menjadi 35,096 juta USD pada Mei 2019, namun pada laporan terakhir pada bulan Juli jumlah utang pada sektor ini meningkat menjadi 36,873 juta USD. Posisi kedua tingkat pinjaman utang luar negeri pemerintah berasal dari sektor konstruksi dimana selama tahun 2019 tingkat utang luar negeri pemerintah pada sektor ini terus menurun dari Februari 2019 sebesar 31,045 juta USD menjadi 30,453 juta USD pada April 2019, namun dari bulan Mei kembali meningkat hingga Juli menjadi sebesar 31,855 juta USD. Selanjutnya posisi ketiga sektor yang memiliki tingkat pinjaman terbesar adalah sektor jasa pendidikan dimana selama tahun 2019 tingkat utang luar negeri pemerintah pada sektor ini terus menurun dari Februari 2019 sebesar 30,065 juta USD menjadi 29,431 juta USD pada bulan April 2019 dan meningkat kembali pada bulan Mei-Juli 2019 menjadi 31,066 juta USD.
Sedangkan sektor yang memiliki tingkat pinjaman terendah selama tahun 2019 diduduki oleh sektor real estate dan jasa perusahaan dimana pergerakan tingkat peminjaman utang luar negeri stagnan dari Oktober 2018 sampai Juli 2019, kemudian diposisi ketiga diduduki oleh sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dengan tingkat peminjaman utang luar negeri terus menurun selama Februari 2019 sebesar 82 juta USD menjadi 71 juta USD pada Juli 2019. Pentingnya menjaga tingkat utang yang dilakukan pemerintah berfungsi untuk memberikan gambaran yang lebih relevan mengenai pemanfaatan utang luar negeri pemerintah sebagai salah satu sumber pembiayaan APBN untuk mendanai belanja negara dan investasi pemerintah.
Utang Luar Negeri Swasta
Utang luar negeri swasta adalah utang luar negeri penduduk (selain pemerintah dan bank sentral) kepada bukan penduduk dalam valuta asing dan atau rupiah berdasarkan perjanjian utang (loan agreement) atau perjanjian lainnya, simpanan dan kewajiban lainnya. Berdasarkan Tabel 5, menurut kelompok peminjam dari lembaga keuangan bank tingkat utang luar negeri swasta paling besar ada pada kelompok swasta nasional dengan tingkat utang yang semakin menurun pada bulan Juli yaitu 17,937 juta USD dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 18,723 juta USD, sedangkan kelompok dengan tingkat utang terkecil ada pada bank swasta asing dengan tingkat utang yang berfluktuasi selama tahun 2019. Sedangkan untuk kelompok peminjam lembaga keuangan bukan bank tingkat utang terbesar ada pada swasta campuran dengan tingkat utang yang berfluktuasi selama tahun 2019. Adapun tingkat utang terkecil ada pada swasta asing dengan tingkat utang yang berfluktuasi.
Tabel 5. Posisi utang luar negeri Swasta menurut kelompok peminjam (juta USD)
Berdasarkan perusahaan bukan lembaga keuangan tingkat utang terbesar ada pada swasta campuran dengan tingkat utang yang semakin meningkat selama tahun 2019 sebesar 50,227 juta USD menjadi 51,367 juta USD pada April 2019, namun jumlahnya semakin menurun pada Juli yaitu sebesar 47,908 juta USD. Sedangkat tingkat utang terkecil ada pada swasta asing dengan tingkat utang yang semakin menurun selama tahun 2019 dari 17,279 juta USD pada Februari menjadi 16,429 juta USD pada Mei 2019 kemudian meningkat kembali pada Juli menjadi sebesar 16,616 juta USD.
Tabel 6 Posisi utang luar negeri Swasta menurut Sektor ekonomi (juta USD)
Berdasarkan sektor ekonomi dapat dilihat dari Tabel 6 bahwa sektor yang menyumbang besarnya utang luar negeri swasta diantaranya ada sektor jasa keuangan dan asuransi serta sektor industri pengolahan dimana selama tahun 2019 posisi utang berfluktuasi. Adapun sektor yang memiliki tingkat pinjaman terendah selama tahun 2019 diduduki oleh sektor administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib dimana pergerakan tingkat peminjaman utang luar negeri cukup berfluktuasi, kemudian diposisi selanjutnya ada jasa pendidikan dan pengelolaan air, pengelolaan air limbah, pengelolaan dan daur ulang sampah, dan aktivitas remediasi posisi utang mengalami peningkatan yang melambat.
Komentar
Posting Komentar